Search Blog

Senin, 09 Desember 2013

Opini Dalam Surat Kabar

Illustrasi by: google.com


Surat kabar kian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat saat ini. Surat Kabar tak pernah mati meski terus berkembangnya teknologi yang menjanjikan kemudahan informasi. Mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas memiliki pilihan berbeda untuk surat kabarnya. Meski media online dan televisi kian diminati karena menghadirkan informasi terbaru disetiap jamnya namun tak dapat dipungkiri bahwa surat kabar tetap dicari.
Kebutuhan masyarakat atas surat kabar ini membuat sebuah pertanyaan, apa perbedaan yang ditawarkan surat kabar dari media massa lainnya? Menurut saya, perbedaan itu terletak dari rubrik opini yang ada di surat kabar. Mengapa berbeda? Tentu saja berbeda karena pada televisi maupun media online, berita yang disajikan adalah fakta meski ada acara di televisi yang mengemukakan opini atas sebuah berita, tetap saja opini pada surat kabar memiliki perbedaan yang menjadikannya unggul.
Opini yang ada di surat kabar adalah Tajuk Rencana,  Artikel, Pojok dan Karikatur. Beraneka ragam rubrik yang ada di surat kabar tentu memiliki ciri dan gayanya tersendiri misalnya saja Pojok yang hanya ada di surat kabar Indonesia. Meski Tajuk Rencana dan Artikel hampir sama bentuknya, namun tetap ada perbedaan di dalam keduanya yaitu Tajuk Rencana mengatasnamakan surat kabar sedangkan Artikel mengatasnamakan seseorang. Sedangkan Karikatur memiliki dwifungsi sebagai hiburan dan juga kontrol sosial yang berupa kritikan.

A.      Tajuk Rencana merupakan tulisan opini dalam surat kabar yang ditulis sesuai dengan pandangan redaksi surat kabar terhadap peristiwa atau masalah yang sedang hangat di tengah-tengah masyarakat. Karena Tajuk Rencana merupakan pandangan surat kabar, maka dalam Tajuk Rencana didasarkan pada kebijakan surat kabar yang bersangkutan. Kebijakan surat kabar ada yang pro pemerintah dan ada pula yang independen. Oleh karena itu, topik yang dikomentari maupun cara pandang Tajuk Rencana bisa sama, bisa berbeda dan bisa pula bertentangan antara satu surat kabar dengan surat kabar yang lain. Surat kabar yang kebijakannya pro pemerintah, dalam Tajuk Rencananya akan mendukung kebijakan pemerintah sedangkan surat kabar independen, dalam Tajuk Rencananya akan mengkritik kebijakan pemerintah sekaligus mengajukan argumen surat kabar tersebut.
Tidak sembarangan orang bisa menulis Tajuk Rencana karena wewenangan menulis Tajuk Rencana ada pada pemimpin redaksi walaupun terkadang tugas tersebut juga dapat dilakukan oleh wakil pemimpin redaksi atau salah seorang wartawan senior. Karena citra sebuah media tercemin pada rubrik ini maka yang dapat menulis Tajuk Rencana adalah dia yang mempuyai pandangan luas, mengetahui dengan pasti apa permasalahan yang sedang ditulisnya serta memiliki kemampuan berpikir analitis dan ktitis.
Tajuk Rencana memiliki 4 fungsi, yaitu;
1.   Menjelaskan berita, maksudnya adalah Tajuk Rencana yang menjelaskan serta menjabarkan sebuh berita atau peristiwa dan akibatnya pada masyarakat. Fungsi Tajuk Rencana yang pertama ini biasanya dilakukan oleh surat kabar yang pro terhadap kebijakan pemerintah.
2.   Mengisi latar belakang,  artinya Tajuk Rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
3.   Meramalkan masa depan, maksudnya adalah Tajuk Rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.
4.   Meneruskan suatu penilaian moral, dimana Tajuk Rencana akan berisi penilaian kritis terhadap masalah atau berita yang disorot atau dikomentari.


B.       Sedikit berbeda dengan Tajuk Rencana, Artikel adalah tulisan atau tanggapan seseorang terhadap peristiwa atau masalah yang sedang hangat di tengah-tengah masyarakat. Artikel ada dua jenis yaitu artikel kolom dan artikel ringan. Artikel kolom adalah artikel yang dibuat berisi peristiwa atau masalah yang sedang hangat di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan artikel ringan adalah artikel yang berisi pemaparan sesuatu hal yang lebih ringan dibandingkan artikel kolom. Artikel

C.       Selain sebuah rubrik khas yang ada di Indonesia, Pojok memiliki keunikan lain yaitu Pojok diletakkan di bagian pojok rubrik opini, sehingga tidak heran jika tulisan ini dinamakan pojok. Pojok pada umumnya terdiri dari dua kalimat singkat, yakni satu kalimat berita satunya lagi kalimat tanggapan atau kritikan. Namanya saja kalimat kritikan, tentu kalimat tersebut sifatnya mengritik berbagai kebijakan, perilaku tokoh dan sebagainya. Dibutuhkan kreativitas yang tinggi untuk berhasil menemukan sebuah kalimat yang yang sinis tapi lucu di samping melihat apa yang mau dikritik.
Rubrik Pojok diasuh oleh pemimpin redaksi surat kabar karena rubrik ini juga bersifat sama seperti Tajuk Rencana dan Karikatur yaitu merupakan cerminan sikap redaksi surat kabar. Pojok pertama kali muncul di surat kabar Kaoem Moeda tahun 1913 dengan nama Iseng-Iseng. Tetapi, meski namanya Iseng-Iseng dan penulisnya menggunakan nama samaran Keok, rubrik ini menjadi andalan surat kabar Kaoem Moeda dan rubrik ini ditiru berbagai surat kabar dan majalah lainnya dengan banyak nama: Pojok, Sudut, Jamblang Kocok dan lain-lain. Namun kata yang paling sering merujuk pada tulisan ini adalah Pojok.

D.      Karikatur juga biasa disebut kartun-editorial. Karikatur merupakan kolom gambar sindiran yang mengandung sebuah kritikan atau mengomentari berita dan isu yang sedang ramai dibahas di masyarakat dan dimuat di sebuah koran di rubrik opini. Peran Karikatur sangat penting karena merupakan bentuk opini yang mencerminkan sikap Koran yang bersangkutan. Media utama karikatur bukan bahasa melainkan gambar. Karikatur berisi gambar kartun yang mirip dengan tokoh terkenal dengan tujuan menyindir tokoh tersebut namun karikatur dapat menghibur pembaca karena gambar yang dibuat memang sengaja lucu tapi sebenarnya menyindir.

Dari pemaparan keempat rubrik opini, dapat kita simpulkan bahwa peran opini dalam surat kabar adalah menjalankan tiga dari empat fungsi pers yaitu berfungsi memberi informasi, mendidik, kontrol sosial dan hiburan. Tentu fungsi pers yang pertama yaitu memberi informasi telah dijalankan oleh berita fakta.


Memberikan pendidikan merupakan peran rubrik opini pada kolom Tajuk Rencana dan artikel karena keduanya memberikan wawasan yang luas kepada para pembacanya. Sedangkan pada fungsi kontrol sosial diberikan kepada empat rubrik opini yaitu Tajuk Rencana, artikel, pojok dan karikatur karena semuanya memberikan kritik dan tanggapan seseorang ataupun surat kabar terhadap sesuatu peristiwa yang masih hangat di tengah-tengah masyarakat. Pojok dan karikatur turut membantu surat kabar menjalankan fungsinya yang keempat, yaitu memberikan hiburan karena pojok dan karikatur menyampaikan kritikannya dengan cara “nyentil” nan lucu.

1 komentar:

  1. Mantap bahasa artikelnya. :) Tampilan blognya juga enak dilihat. :)

    BalasHapus